TANGERANG//INFODESAKITA.ONLINE – kini memasuki babak baru dalam pengembangan inovasi berbasis lingkungan dengan meluncurkan program budidaya lebah trigona, dikenal sebagai BuLena (Budidaya Lebah Trigona).
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan.
Budidaya lebah trigona bukan hanya sekadar tentang produksi madu, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam pendidikan, pelatihan, dan pelestarian lingkungan.
Lebah trigona, jenis lebah tanpa sengat yang dikenal dengan kemampuannya memproduksi madu berkualitas tinggi, menjadi fokus utama program BuLena. Langkah awal dalam budidaya lebah trigona melibatkan mendapatkan koloni induk dari hutan atau kebun.
Peneliti dan petani lokal harus mencari sarang lebah di tempat-tempat alami seperti pohon atau bambu yang berlubang, dengan ukuran lubang sekitar 1 hingga 2 cm. Proses pemindahan koloni ke sarang baru dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga keselamatan ratu, koloni, dan telur, dengan menutup sarang baru menggunakan getah propolis dari sarang lama.
Keberhasilan budidaya lebah trigona sangat bergantung pada pemilihan tempat yang tepat. Lokasi budidaya harus memiliki sumber pakan yang cukup, seperti jenis bunga atau tanaman yang menghasilkan nektar dan serbuk sari, serta cadangan air yang memadai untuk mengencerkan madu.
Penting juga untuk menjauhkan lokasi budidaya dari area pertanian yang menggunakan pestisida, guna memastikan kualitas madu dan produk lainnya tetap terjaga.
Pemeliharaan koloni lebah juga merupakan aspek penting dari program BuLena.
Petani harus menjaga kebersihan sarang dan lingkungan sekitar dari kotoran dan gangguan serangga seperti tawon liar dan semut.
Pengecekan rutin setiap dua minggu atau sebulan sekali diperlukan untuk memastikan kesehatan koloni lebah. Pemanenan madu dilakukan secara hati-hati setiap tiga bulan, dengan memastikan bahwa sarang tidak sepenuhnya diambil, sehingga koloni memiliki cadangan makanan yang cukup.
Inovasi ini membawa banyak manfaat bagi masyarakat Kabupaten Tangerang.
Selain memberikan pelatihan praktis tentang cara budidaya lebah trigona, program BuLena juga berkontribusi pada penghijauan lingkungan sekitar. Dengan memproduksi madu trigona yang murni dan berkualitas, serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, program ini memberikan dampak positif yang luas. Masyarakat tidak hanya mendapatkan manfaat dari madu yang dihasilkan, tetapi juga memperluas pengetahuan tentang pentingnya peran lebah dalam ekosistem dan proses penyerbukan tanaman.
Secara keseluruhan, BuLena merupakan contoh inovasi yang sukses dalam memadukan pendidikan, pelatihan, dan pelestarian lingkungan. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dan mendorong lebih banyak inisiatif serupa di masa depan.
Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan partisipasi aktif masyarakat, budidaya lebah trigona akan terus berkembang, memberikan manfaat ekonomi, ekologis, dan edukatif bagi Kabupaten Tangerang.( Red )