JOGJAKARTA//INFODESAKITA.ONLINE-Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) berkolaborasi dengan Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan mengembangkan sistem pertanian pintar untuk mendukung kegiatan ekspor buah Salak di Turi, Sleman, Yogyakarta.
Kegiatan ini bermitra dengan Paguyuban Kelompok Tani Salak Mitra Turindo, selaku eksportir salak dari Sleman, untuk mengimplementasikan sistem yang akan dikembangkan.
Program kolaborasi yang dilakukan akan mengembangkan inovasi dalam sistem pertanian pintar yang terintegrasi Artificial Intelligence dan Internet of Things untuk peramalan dan pengelolaan hama pada pertanian salak.
Kolaborasi ini berhasil mendapatkan Hibah Internasional Engineering Project in Community Service dari Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE).
Pada tahap pertama pelaksanaan kegiatan ini, tim melakukan kunjungan lapangan, diskusi, serta pengambilan data pada Lahan Pertanian Salak di Turi, Sleman pada akhir Februari 2024.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Paguyuban Kelompok Tani Salak Mitra Turindo, Suroto, perwakilan anggota kelompok tani Mitra Turindo, Dosen UMN Nabila Husna Shabrina, S. T., M. T., Dosen UGM Dr. Suputa, S.P., M.P., dan tim mahasiswa dari UMN serta UGM.
Menurut Suroto, salak merupakan salah satu komoditas ekspor utama dari Sleman. Keberhasilan ekspornya sangat tergantung pada kualitasnya, dan penemuan buah salak yang busuk bisa mengakibatkan pembatasan impor dan bahkan pemblokiran dari negara penerima. Salah satu penyebab utama busuknya salak adalah serangan lalat buah yang berdampak besar pada produksi dan kualitas buah tersebut.
Pengelolaan hama menjadi prioritas dalam upaya meningkatkan kualitas salak untuk ekspor. Menurut Dr. Suputa, S.P., M.P., hama yang menyerang salak sangat beragam namun yang paling memberikan dampak signifikan adalah lalat buah. Lalat buah dapat menyebar hingga ke seluruh buah salak dan menyebabkan buah salak menjadi lebih cepat busuk.
Hama yang menyerang salak, khususnya lalat buah, memiliki pola penyebaran yang berbeda-beda. Pola ini salah satunya dipengaruhi oleh kondisi iklim seperti suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya. Menurut Nabila, sistem pertanian pintar yang terintegrasi oleh Artificial Intelligence dan Internet of Things dapat digunakan untuk peramalan dan pengelolaan hama, sehingga memudahkan petani dalam melakukan pemantauan kondisi lahan pertanian secara real time.
Dengan teknologi yang akan dikembangkan ini, pemantauan juga dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun melalui akses smartphone
Kegiatan ini dimulai dengan pengumpulan data gambar lahan pertanian petani salak menggunakan drone sebagai alat bantu, yang memungkinkan pengambilan gambar secara lebih luas dan detail. Tahap pengambilan gambar lahan pertanian dilakukan secara menyeluruh di lahan milik para petani.
Data yang terkumpul akan diolah untuk mengidentifikasi sebaran hama, terutama lalat buah, di setiap lahan petani.
Paguyuban Kelompok Tani Salak Mitra Turindo menyambut baik program Pengabdian Kepada Masyarakat hasil kerjasama tim UMN dan UGM dalam pengembangan sistem pertanian pintar ini. Petani berharap sistem pertanian pintar dapat menjadi solusi bagi berbagai tantangan yang dihadapi oleh petani dan dapat mendongkrak ekspor salak di Turi, Sleman.
(Red)